Sabtu, 06 Oktober 2012
MENCAPAI HUBUNGAN TERBAIK
Kita berhubungan dengan orang-orang, teman, sahabat, kerabat atau keluarga. Kita pun menginginkan bentuk hubungan yang paling membahagiakan. Dimana di antara kita saling mempercayai,menolong,dan rasa kasih sayang. Kita menyebutnya sebagai bentuk hubungan yang terbaik. Sayang sekali dalam benak kita seringkali ada persepsi mengenai orang lain sedemikian rupa sehingga kita lupa bahwa pada dasarnya setiap orang itu baik. Dalam berhubungan,kita juga sering merasa kecewa dan dikhianati. Kita menjadi tidak percaya, tidak mau menolong, bahkan tidak ada lagi rasa kasih pada orang lain. Ini menyebabkan hubungan yang kita jalin menjadi gagal. Bila kita ingin menjalin hubungan yang terbaik, kembalilah pada prinsip-prinsip awal tersebut.
Berikut ada beberapa tips yang semoga bermanfaat bagi anda dalam menjalin hubungan terbaik dengan orang lain.
1--Percayalah bahwa pada dasarnya setiap orang itu baik.
Ini adalah prinsip dasar dalam menjalin hubungan terbaik dengan orang lain. Memang kita tidak sedang hidup di dunia yang sempurna yang dihuni oleh orang-orang yang sempurna. Setiap orang mempunyai kepentingannya masing-masing. Dan ini bisa menciptakan persepsi tertentu dalam benak anda. Namun, apa pun persepsi yang terbentuk dalam diri anda, percayalah bahwa pada dasarnya setiap orang itu baik. Anda tak perlu membuktikan bahwa diri anda baik, namun percayalah bahwa orang lain itu baik, maka mereka pun akan mempercayai bahwa anda pun baik adanya.
2--Terimalah orang lain apa adanya.
Setiap orang berbeda. Sikap terbaik adalah menerima orang lain apa adanya. Jangan berusaha menciptakan dunia berdasarkan pikiran anda sendiri. Jangan menerima orang lain dengan syarat-syarat. Ini membelenggu diri anda sendiri. Terimalah orang lain dengan tulus agar anda bisa menemukan bagaimana sesungguhnya seorang manusia itu.
3--Perlakukan orang dengan penuh hormat dan bermartabat.
Untuk mencapai hubungan yang terbaik anda harus memperlakukan orang lain dengan penuh hormat dan bermartabat. Anda bahkan takkan bisa menjalin hubungan yang baik bila anda merendahkan diri orang lain. Seorang pelukis kenamaan pernah berkata, perlakukan teman-teman anda sebagaimana anda meletakkan lukisan di bawah cahaya lampu terbaik.
4--Berikan lebih banyak daripada yang anda terima.
Hubungan itu dijalin melalui pemberian, bukan penerimaan. Adalah salah bila anda beranggapan bahwa anda disenangi, karenanya anda diberi. Yang tepat adalah anda disenangi karena anda memberi lebih daripada yang anda terima. Memberi bukan hanya menyenangkan orang lain, namun juga baik bagi diri anda sendiri. Seorang sahabat selalu memberi, bukan menuntut. Memberi adalah pancaran kasih sayang. Anda takkan bisa memiliki rasa kasih tanpa ada dorongan untuk memberi.
5--Berbagilah bersama orang lain.
Dunia ini tidak selebar daun talas, meskipun bila dilanda jatuh cinta, sepasang kekasih berperilaku seolah-olah hanya mereka yang hidup di dunia ini. Buktinya, di saat mereka merayakan pernikahan, mereka mengundang teman dan kerabat. Berbagi berarti mempercayai bahwa kita hidup di dunia ini bersama-sama, tidak sendiri. Bahkan sesungguhnya kita butuh berbagi dengan orang lain. Di kala suka kita berbagi dengan teman untuk melipatgandakan kebahagiaan itu. Sedangkan di kala duka, kita berbagi untuk menemukan hiburan yang mampu meredakan kesedihan. Jangan simpan sendiri kebahagiaan anda, berbagilah. Jangan perburuk kedukaan anda, berbagilah.
6--Maafkan kesalahan orang lain.
Setiap hubungan mungkin saja mengalami hambatan, atau mungkin juga jatuh gagal. Ini membuat anda kesal, kecewa, dan merasa dikhianati. Namun bukan berarti anda tidak bisa menjalin hubungan yang lain. Percayalah ini adalah bagian dari pertumbuhan suatu hubungan. Dan, maaf anda atas kesalahan orang lain membuat hubungan semakin berkembang dan dewasa. Anda takkan mendapatkan hubungan terbaik bila anda tak bersedia memaafkan.
TIGA HAMBATAN DAN TIGA RESOLUSI
Diadaptasi dari: Stephen R. Covey
Seringkali kita sadar kita mempunyai kebiasaan buruk,semisal, menunda-nunda pekerjaan, mengkritik orang tanpa berpikir panjang, makanatau tidur berlebihan, dan sebagainya. Kemudian kita ingin memperbaikikeburukan tersebut dengan mencanangkan resolusi perubahan diri. Kitamenumbuhkan kemauan dan tekad untuk berubah. Tetapi seringkali tekad saja tidak cukup.
Kita harus menggunakan banyak usaha dan tenaga untuk membentuk perilaku baru, karena pada saat yang sama perilaku lama menarik kita tetap pada kebiasaan-kebiasaan lama. Perubahan itu terasa amat sulit pada awalnya.
Mungkin kita harus mengorbankan "kebebasan" kita untuk melakukan hal-hal yang kita sukai sampai kebiasaan baru terbentuk dengan kuat dan keinginan kita untuk kembali kekebiasaan lama berkurang. Hal ini sama halnya dengan pesawat yang lepas landas. Terasa sulit di awal, karenamasih besarnya pengaruh gravitasi, tetapi ketika sudah mengudara, semuanya menjadi lebih mudah.
TIGA KEKUATAN PENGHAMBAT
Penting sekali kita perhatikan ada tiga kekuatan besar yang membuat kita terpaku pada kebiasaan-kebiasaan lama, yaitu:
1--Hasrat dan nafsu.
Kita semua kadang-kadang mengalah pada hasrat - keinginan dan kebutuhan badaniah (misal, makan, minum, tidur). Banyak orang menjadi budak dan pecandu makanan dan minuman. Perut mengontrol pikiran danbadan. Dan ini penuh dengan resiko. Di saat kita menjadi berlebih-lebihan,kita menjadi kurang peka terhadap kebutuhan orang lain. Kita mudah menjadi marah pada diri sendiri dan menimpakan kemarahan itu pada orang lain, kadang-kadang hanya disebabkan oleh hal-hal sepele. Maka dari itu, apabila kita dikendalikan oleh hasrat dan nafsu, kita pasti mempunyai
masalah dalam berhubungan dengan orang lain.
2--Kesombongan dan kepura-puraan.
Kalau kita tidak mampu menerima diri kita sendiri, kita menggunakan cermin sosial untuk memperoleh identitas dan jati diri kita.Dengan demikian, konsep diri berasal dari apa yang dipikirkan oleh orang lain tentang kita. Maka, kita pun menngatur hidup kita menurut harapan orang lain. Semakin kita hidup menurut harapan orang lain, semakin kita tidak bisa menerima diri kita sendiri dan berpura-pura. Padahal harapan selalu beurbah-ubah. Dan sewaktu kita terus bersandiwara menuruti kecongkakan dan kesombongan, kita menipu diri sendiri, dan karena merasa terancam, kita terus berjuang mempertahankan citra palsu itu.
3--Keinginan dan ambisi
Apabila kita dibutakan oleh ambisi, kita minta dipahami terlebih dahulu dan berusaha mendapatkan kemuliaan, jabatan, kekuasaan, dan kenaikan pangkat, bukannya memandang waktu, bakat dan harta milik sebagai karunia yang harus kita pertanggung jawabkan. Orang-orang yang berambisi itu sangat possesif. Mereka menaksir segala sesuatu berdasarkan pada manfaat bagi dirinya. Setiap orang menjadi pesaing. Hubungan mereka - bahkan yang intim dan dekat - cenderung bersifat persaingan. Mereka memakai berbagai cara manipulatif untuk mencapai tujuan mereka.
TIGA RESOLUSI UNIVERSAL
Setelah mengetahui kekuatan-kekuatan yang menghambat kemajuan diri, maka selanjutnya kita harus berlatih untuk mengatasi hamabat-hambatan tersebut. Mau tidak mau kita harus menjalani peperangan pribadi dan memenangkan diri sendiri. Dan, kita semua memiliki kesempatan untuk
memenangkan peperangan publik kita di dalam pikiran kita sebelum perang itu benar-benar menjadi kenyataan. Atasi itu dalam pikiran terlebih dahulu. Kita bisa mengatasi ambisi, egoisme, kecenderungan negatif, ketidaksabaran, kemarahan, kebiasaan menunda-nunda dan rasa tidak bertanggung jawab. Lawanlah hal-hal ini dan menangkan peperangan dengan gagah sebelum kita melakukannya dalam kenyataan.
Kita bisa mengatasi kekuatan-kekuatan penghambat tersebut di atas dengan membuat dan memenuhi tiga resolusi universal berikut.
1--Resolusi pertama: untuk mengatasi kekuatan penghambat berupa selera dan nafsu, saya memutuskan untuk menjalankan disiplin diri dan penyangkalan diri.
Ketika kita terlalu mengumbar selera dan nafsu badani, kita merusak proses mental dan penilaian kita dan juga hubungan sosial kita. Tubuh merupakan ekosistem dan apabila sisi ekonomis atau fisik kita tidak berimbang, semua sistem lain akan terpengaruh. Itulah alasan mengapa kebiasaan untuk memperbaharui diri (ingat kebiasaan ke tujuh: mengasah gergaji) demikian mendasar. Prinsip-prinsip penguasaan diri, konsistensi, dan disiplin diri menjadi daar seluruh kehidupan seseorang. Mengumbar nafsu merugikan perhitungan dan kearifan kita.
Saya sadar bahwa banyak orang yang tidak mengendalikan diri namun tetap menunjukkan kebesaran dan kejeniusannya. Tetapi, dengan berjalannya waktu sikap tersebut akan mengalahkan orang itu. Lihatlah, banyak orang terkenal dan kaya telah kehilangan kekayaan dan keyakinan, keberhasilan dan keefektifan dirinya karena tidak bisa mengendalikan diri. Contoh lain, tentang kesehatan. Memelihara kesehatan membutuhkan lebih dari sekedar sikap bijak. Semakin tua kita semakin berada di persimbangan arus antara kebutuhan akan disiplin serta pengekangan diri dan keinginan untuk bebas bersantai melepaskan kendali. Kita mungkin merasa telah melakukan segala kewajiban dan berhak untuk bebas. Namun, bila kita menjadi permisif dan menuruti diri kita snediri, kualitas kehidupan dan kerja propfesional kita akan terkena akibat buruknya.
2--Resolusi kedua: untuk mengatasi kekuatan penghambat berupa kesombongan dan kepalsuan, saya memutuskan untuk memperbaiki karakter dan kecakapan.
Apabila kita menuruti selera dan nafsu, kita dapat dengan mudah tergoda oleh kesombongan dan kepalsuan. Kita kemudian mulai berpura-pura, bersandiwara dan menguasai teknik-teknik manipulasi. Apabila definisi konsep diri kita merupakan hasil dari anggapan orang lain pada kita - dari cermin sosial - kita akan menjalankan hidup ini dengan keingan dan harapan mereka. Semkain kita menjalani hidup untuk memenuhi harapan orang lain, semakin kita lemah, dangkal dan tak aman.
Seorang eksekutif muda, misalnya, ingin menyenangkan atasannya, rekan kerja dan bawahannya, namun dia mendapatkan bahwa kelompok-kelompok orang ini menuntut hal-hal berbeda-beda darinya. Maka dia mulai bersandiwara dan berpua-pura agar dapat diterima bergaul atau terhindar,untuk menyenangkan atau menenangkan. Dalam jangka panjang dia mendapatkan bahwa dalam usahanya menjadi "segalanya bagi orang lain", pada akhirnya dia menjadi bukan apa-apa bagi setiap orang. Akhirnya diketahuilah apa dan siapa dirinya. Dia kehilangan harga diri dan tidak dihargai oleh orang lain.
Memang kita harus menaruh perhatian pad apendapat dan persepsi orang lain sehingga kita dapat lebih efektif dengan mereka, akan tetapi kita harus menganggap pendapat mereka bukanlah suatu kenyataan yang harus kita tindaki atau tanggapi.
Apabila kita amati kemarahan, kebencian, kecemburuan, keirihatian, kesombongan, dan prasangka atau emosi dan nafsu negatif lain, maka hal itu seringkali disebabkan karena kita ingin diterima dan digargai oleh orang lain. Karena itu, anda harus hidup selaras dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip utama anda. Anda dapat berterus terang, jujur danbertindak langsung. Dan tidak ada yang lebih mengganggu bagi orang-orang yang licik dan bermuka dua daripada kejujuran yang tak ditutup-tutupi.
3--Resolusi ketiga: untuk mengatasi kekuatan penghambat berupa keinginan dan ambisi yang tidak dapat dikekang, saya memutuskan untuk membaktikan bakat-bakat dan ketrampilan-ketrampilan saya bagi tujuan-tujuan mulia dan untuk melayani sesama.
Jika orang berusaha menjadi nomor satu dan mencari keuntungan sendiri, mereka tidak akan menghayati makna pelayanan. Mereka mungkin berbicara mengenai pelayanan, tetapi mereka akan selalu berusaha untuk menonjolkan kepentingan mereka sendiri. Mereka mungkin berdedikasi dan bekerja keras, tetapi tidak berfokus pada pelayanan. Mereka hanya berfokus pada kekuasaan, kekayaan, ketenaran, posisi, dominasi dan harta benda.
Orang yang ber-etika memandang setiap transaksi ekonomi sebagai sesuatu ujian terhadap pelayanan moralnya, Itulah sebabnya, kerendahan hati merupakan induk dari semua kebajikan. Sebab kerendahan hati mendorong pelayanan. Sebelum orang memilki semangat pelayanan, mereka mungkin akan berkata bahwa mereka menyukai apa yang emreka lakukan, namun mereka membenci kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan hal itu. Ini adalah sikap mendua, yaitu memiliki motif yang saling bertentangan yang membawa kita pada peperangan dengan diri kita sendiri. Yang lebih buruk, seringkali peperangan kita berakibat menjadi peperangan dengan orang lain. Maka, lawanlah sikap mendua ini dengan integritas diri. Dan, integritas dapat kita peroleh dengan membaktikan diri kita kepada pelayanan tulus bagi orang lain.
CIPTAKAN HUBUNGAN HARMONIS DENGAN KARYAWAN
Ibarat permata, karyawan adalah ‘aset’ yang sangat berharga bagi sebuah perusahaan. Dengan memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, maka sudah merupakan suatu anugerah bagi perusahaan dalam hal memajukan perusahaan.
Selain itu, adanya simbiosis mutualisme antara perusahaan dan karyawan, perlu didukung dengan adanya hubungan yang baik antara atasan dengan pegawainya. Dengan begitu, komunikasi bisa berjalan dengan baik, sehingga jika ada hal-hal yang menggangu jalannya roda bisnis perusahaan bisa segera teratasi dan juga agar tidak terjadi gap antara bos dengan pegawainya.
Ciptakan komunikasi aktif dua arah
Agar para pegawai merasa nyaman dengan keberadaan atasan mereka, dan tidak menjadikan atasan mereka sebagai orang yang paling ‘ditakuti’ di kantor, maka ciptakanlah komunikasi yang baik dengan para pegawai Anda.
Dan jangan ragu-ragu untuk menyapa mereka terlebih dahulu setibanya Anda di kantor, atau mengajak mengikut sertakan para karyawan untuk ikut bertukar pikiran mencari solusi-solusi terbaik untuk kemajuan perusahaan.
Dengan begitu, mereka akan merasa lebih dihargai, karena bisa ikut menyumbangkan pemikiran-pemikiran mereka dan dengan adanya komunikasi yang baik, maka akan semakin meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
Bersahabat dengan para karyawan
Sebagai bos, tentunya Anda tidak menginginkan ‘hidup menyendiri’ di dalam ruangan Anda selama berjam-jam, bukan?. Maka dari itu, sesekali turun langsung melihat pekerjaan para pegawai Anda, dengan menghampiri meja kerja mereka, dan berbincang-bincang mengenai kendala-kendala apa saja yang sering mereka temukan, bisa menjadi cara yang sangat efektif untuk bisa menjalin persahabatan dengan para staf Anda.
Meskipun begitu, Anda pun harus menjaga tingkat keakraban dengan pegawai Anda, supaya mereka tidak merasa kehilangan figur seorang pemimpin dalam diri Anda.
Jangan pelit dengan ilmu
Seorang pemimpin yang baik, tentunya tidak akan sungkan-sungkan untuk berbagi ilmu dan memberikan pengarahan yang tepat kepada para karyawannya, demi meningkatkan kinerja mereka di kantor dan menghindari kesalahan-kesalahan yang bisa berdampak buruk bagi perusahaan.
Hargai para pegawai Anda
Buatlah para staf Anda merasa bahwa mereka adalah bagian yang sangat penting dari perusahaan. Dengan begitu, mereka akan merasa bahwa keberadaan mereka dan pengabdian mereka terhadap perusahaan mendapatkan apresiasi dari atasan mereka.
Taken from Career Tips Thu, 26 Nov 2009 15:01:00 WIB
MEMISAHKAN DANA USAHA & PRIBADI
Salah satu tantangan dalam merintis usaha adalah bagaimana bijak mengelola dana yang ada. Mengurus hal satu ini dapat menyulitkan dan menjadi masalah tersendiri bagi sebagian orang.
Terlebih bagi wirausaha yang belum memiliki pengalaman untuk mengelola dana usaha dan keuangan pribadi. Salah-salah semua menjadi campur aduk dan membuat kepala pening setiap hari.
Pasalnya, dana kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan pribadi lainnya ditutupi dari pos dana usaha. Jangan heran apabila pengembangan usaha mandek karena dananya disedot kebutuhan pribadi.
Perencana keuangan dari Syafa Consulting Rina N. Sandy mengamati sebagian besar orang yang merintis usaha kerap menomorduakan pembukuan. Padahal, pembukuan yang apik, jelas mengatur semua pemasukan dan pengeluaran terperinci akan memudahkan pengembangan usaha.
"Biasanya mereka memakai keuntungan usaha itu untuk kebutuhan pribadi. Makanya muter aja terus, tidak jelas."
Pembukuan membantu menjelaskan perputaran uang yang masuk dan keluar dan detil alokasinya. Apakah digunakan untuk keperluan pribadi atau kepentingan usaha.
Sebelum memulai usaha sebaiknya dipersiapkan secara matang dana yang digunakan untuk menutup kebutuhan pribadi selama dia merintis usaha. Setelah itu baru merancang keperluan yang dibutuhkan untuk usaha, berhitung berapa besar modal yang digunakan dan dana alternatif yang dicadangkan untuk keperluan usaha.
"Sebaiknya dipikirkan kalau kurang modal bagaimana, apakah nanti minjam uang atau menjual investasi yang dimiliki atau bisa saja menyedot dana dari investor baru. Jadi, setelah usaha jalan tidak melibatkan pos keuangan pribadi."
Persiapan keamanan dana pribadi ketika merintis usaha merupakan tameng dari kesulitan keuangan yang dapat terjadi apabila usaha seret di tengah jalan. Potensi mengambil dana pribadi untuk menambal kebutuhan usaha yang menggunung dapat menjadi sumber malapetaka keuangan pribadi pada kemudian hari.
"Banyak orang yang melakukan apa pun untuk menggerakkan operasional bisnis, selama dilihat usaha itu nanti akan mendatangkan keuntungan usaha. Ya jatuhnya, merintis usaha memakai dana dari pos pribadi."
Campur aduk
Celakanya apabila keuangan pribadi campur aduk dengan dana usaha, pada saat keuntungan bisnis tidak juga didapatkan maka keuangan pribadi juga akan lumpuh. Korban nomor satu jelas keluarga.
Masa awal merintis usaha merupakan salah satu masa kritis dan merupakan hal wajar apabila masih merugi. Namun, beban operasional akan berjalan terus kendati merugi, mau tidak mau pos keuangan pribadi dijadikan sasaran apabila tidak sejak dulu dipersiapkan secara matang.
"Pada waktu usaha berhenti di tengah jalan sebelum mendapatkan untung, ya dua-duanya rugi, usaha tidak jalan sementara uang keluarga juga habis. Kerugian itu bisa saja merembet, kebutuhan keluarga tidak terpenuhi, misalnya, membayar uang sekolah tidak bisa karena dananya sudah dipakai."
Pengusaha yang bergerak di bidang makanan cepat saji Yanty Isa mengisahkan bagaimana dia mendisplinkan diri pada masa awal merintis bisnis. Wirausahawan lulusan ITB tersebut merangkak dari bawah membesarkan bisnis yang dimulainya di rumah.
"Saya tahan-tahanin sengsara karena fokus pada visi dan misi usaha, yakni terus mengembangkan usaha. Saya yakin ujian yang bersifat sementara," tutur perempuan berjilbab itu.
Kendati keuntungan usaha sudah mulai memenuhi koceknya, perempuan yang dulu hanya mampu menggaji 40 karyawan dan kini membawahi 800 karyawan tersebut banyak menahan diri.
Dia baru memutuskan keluar dari rumah dan membuka tempat usaha baru setelah 7 tahun merintis bisnis yang salah satunya diberi nama PT Magfood Inovasi Pangan. Alat transportasinya juga menyewa.
"Intinya, jangan mencampuradukkan dana usaha dan pribadi. Fokus pada cash in dan invetasikan pada pengembangan usaha."
Rina menekankan selain pembukuan sebaiknya dibuat rekening terpisah antara usaha dan pribadi. Kendati di dalam perjalanan dana pribadi diambil untuk menggerakkan roda usaha tetapi harus dijelaskan statusnya.
"Harus jelas itu statusnya pinjaman atau apa, nah uang pribadi yang masuk ke situ juga harus jelas bersifat pinjaman atau tidak. Apakah nantinya harus mengembalikan atau itu penyertaan modal," tutur Rina menutup pembicaraan. (noerma.sari@bisnis.com)
Noerma Komalasari
Sumber: Bisnis Indonesia
Career Tips Thu, 11 Jun 2009 14:00:00 WIB
SUKSESKAN PRESENTASI ANDA
Presentasi Anda di tempat kerja seharusnya jadi titik tertinggi dari kehidupan pekerjaan Anda. Pada saat itulah momen Anda untuk jadi sorotan dan merupakan kesempatan Anda untuk bersinar. Melalui presentasi, Anda bisa memenangkan tujuan Anda, menyebarkan perkataan Anda, dan mempengaruhi orang lain.
Apakah Anda hanya menyampaikan solusi masalah, menelurkan ide baru, atau menjelaskan sesuatu yang rumit, presentasi Anda adalah kunci kampanye bisnis. Jadi jangan sampai Anda menyia-nyiakan kesempatan jarang ini.
Beberapa orang menyukai presentasi. Mereka melihat hal ini sebagai kesempatan untuk menampilkan diri dan landasan terbaik untuk mempengaruhi orang-orang. Tetapi bagi orang-orang lain, reaksi pertama mereka ketika mereka mengetahui bahwa mereka harus memberikan presentasi adalah memikirkan untuk kabur dari tanggung jawab ini.
Berikut ini langkah-langkah terbaik untuk membuat melewati kekhawatiran dalam melakukan presentasi, dan tentunya membantu Anda menampilkan presentasi yang sukses.
Riset masalah
Pastikan Anda tahu dengan baik inti topik atau masalah yang akan Anda presentasikan. Jika tidak, sediakan waktu untuk melakukan riset menyeluruh. Hubungi orang-orang yang mengetahui mengenai masalah presentasi yang perlu Anda sampaikan dan mintalah sebanyak-banyaknya informasi dari mereka. Informasi dari sumber pertama akan lebih akurat dan bisa dipercaya.
Selain itu, internet juga bisa menjadi sumber informasi yang menakjubkan. Bukalah website perusahaan Anda untuk mengetahui berita update, program kerja penting, atau mengetahui orang-orang yang berwenang memegang suatu proyek. Selain itu, gunakan juga search engine dan ketikkan apapun yang ingin Anda ketahui untuk melengkapi presentasi Anda, dan mereka akan mencarikannya untuk Anda.
Buat presentasi yang terstruktur
Presentasi yang terstruktur dengan baik akan memudahkan orang-orang lain mencerna apa yang akan Anda ungkapkan kepada mereka. Pertama-tama, presentasi Anda harus memuat pembukaan yang impresif. Pastikan Anda mendapatkan perhatian semua pemirsa, misalnya dengan mengucapkan salam yang keras.
Setelah itu, perkenalkan diri dan beritahu subyek presentasi Anda. Tidak hanya itu, Anda juga harus memberikan alasan mengapa pemirsa harus dan mau memberikan atensi penuh pada apa yang akan Anda ucapkan. Kemudian sampaikan presentasi Anda, dengan membagi-baginya menjadi beberapa poin-poin kunci.
Setelah itu, berikan penutup yang terdiri dari dua bagian: menyampaikan intisari seluruh presentasi dan mengucapkan terima kasih serta salam.
Kemudian sediakan waktu untuk mempersiapkan presentasi yang sesungguhnya. Pikirkan apa alat yang akan Anda gunakan: apakah Powerpoint, papan tulis, flip chart atau lembar balik, proyektor konvensional, atau presentasi semacam pidato—baik yang harus dihafalkan atau dibaca. Buat presentasi sesingkat dan semenarik mungkin, apapun media yang Anda gunakan. Kemudian pastikan Anda mempersiapkan pointer atau alat penunjuk Anda, seperti laser pointer atau yang berbentuk antena.
Mengatasi demam panggung
Lihat lokasi tempat Anda akan memberikan presentasi. Dengan melakukannya, Anda setidaknya akan lebih tenang dan tidak bertanya-tanya lagi mengenai kondisi ruangan presentasi. Kunjungi lokasi tempat presentasi saat kosong jika memungkinkan, dan cobalah duduk di kursi pemirsa untuk mendapatkan pandangan luas atas ruang itu. Di kursi pemirsa, Anda bisa membayangkan nanti akan lebih enak berdiri di mana supaya pemirsa Anda bisa mendengarkan presentasi Anda dengan baik.
Selain itu, cobalah berdiri di depan menghadap ke seluruh pemirsa. Berjalanlah bolak-balik di panggung dan bayangkan Anda akan melakukan presentasi sukses di hadapan banyak orang beberapa hari lagi. Jika sempat, lakukan juga alat-alat presentasi, misalnya mikrofon, pointer, komputer dan in focus yang dibutuhkan untuk Powerpoint, atau lembar balik.
Hal jitu yang bisa dilakukan adalah berlatih. Di rumah, rekam diri Anda menyampaikan persentasi dengan menggunakan handycam atau ponsel yang bisa merekam video, lalu putar ulang untuk melihat di mana kelemahan Anda. Usahakan untuk mengatasinya. Ulangi sampai Anda benar-benar merasa sreg.
Membuat pemirsa tertarik
Hal ini gampang-gampang susah juga. Dibutuhkan skill tingkat menengah dalam presentasi untuk membuat pemirsa Anda tertarik, tapi jangan khawatir, Anda akan dapat mempelajarinya secara singkat, atau kalau tidak melalui berbagai presentasi yang akan Anda berikan di masa depan.
Ketertarikan pemirsa pertama seharusnya secara visual. Siapkan pakaian yang paling pantas untuk presentasi Anda. Mengetahui bahwa Anda memakai pakaian yang benar akan membuat Anda lebih percaya diri, dan kepercayaan diri menarik perhatian orang lain. Yang terbaik adalah mengenakan baju favorit Anda yang paling sesuai dan nyaman.
Anda juga harus menggunakan bahasa tubuh yang positif. Berdirilah tegak dan jangan bersembunyi di balik meja, belakang podium, atau bahkan di balik flip chart. Tersenyumlah dengan tulus, karena tersenyum menandakan bahwa Anda santai dan bahagia berada di sana, senyum juga bisa 'memanaskan' pemirsa. Hindari melipat tangan di depan dada, di bagian belakang tubuh Anda, atau berkacak pinggang. Sebaliknya, Anda bisa memasukkan satu tangan ke saku jika hal itu membuat Anda merasa nyaman. Yang paling nampak alami adalah membiarkan kedua tangan di sisi tubuh Anda, meski hal ini butuh usaha ekstra.
Kemudian usahakan pengucapan dan artikulasi suara Anda jelas dan cukup keras. Orang akan malas memperhatikan jika mereka tak bisa mendengar apa yang Anda ucapkan. Selain itu, pastikan bahwa presentasi Anda cukup menarik dan tidak basi. Cobalah menyelipkan humor atau kutipan di antara presentasi Anda agar mereka tidak bosan. Jika memungkinkan, Anda bisa berjalan-jalan ke sekeliling ruangan saat melakukan presentasi. Tetapi jika tidak, pastikan mata Anda melakukannya. Lihatlah semua orang sekali-sekali, dan usahakan jangan hanya melihat satu orang saja—meski hal ini terkadang tanpa sengaja Anda lakukan.
Mungkin Anda khawatir dan takut setengah mati memikirkan presentasi Anda. Tapi tenang saja. Dengan persiapan yang maksimal, semua akan beres. Lagipula, seringkali ketakutan dan kekhawatiran yang bermain-main di benak kita tidak terbukti, kok. Karena itu santai saja dan siapkan diri sebaik mungkin.
Taken from: Career Tips Thu, 03 Sep 2009 14:56:00 WIB
Langganan:
Postingan (Atom)